Satu Hari Wisata Kopi Daong Bogor
Wisata Kopi Daong namanya tengah berkibar. Kopi Daong jadi konten di media sosial, memviral. Tidak perlu terlalu banyak menonton video viral wisata Kopi Daong, satu atau dua video sudah cukup untuk memutuskan segera pergi ke sana.
Wisata Kopi Daong adalah perpaduan antara arena wisata alam dengan kafe. Orang sekarang bilang wisata eatery. Nongkrong bersimbuh alam sembari membiarkan anggota keluarga menikmati fasilitas dan atraksi, sekaligus memanjakan lidah dengan beragam kuliner.
Lokasi Kopi Daong di kaki Gunung Pangrango. Tepat di sisi barat laut gunung. Atau lebih pas lagi di Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Berada di dalam hutan pinus. Tak heran kalau menyebut diri “Ngopi Healing di Tengah Hutan Pinus”.
Membayangkan berada di hutan pinus saja sudah menenangkan. Maka berangkatlah menuju Kopi Daong. Sebagai patokan jika sudah berada di jalan tol Jakarta – Bogor di titik Sentul, maka perjalanan tinggal 23 km lagi. Kalau tak macet bisa sampai dalam waktu 60 menit.
Tak perlu masuk tol Bocimi. Terus saja lewat Jalan Raya Bogor Sukabumi. Samapai di pertigaan Jalan Cikereteg belok ke kiri. Lanjutkan ke Jalan Veteran ke arah Pancawati. Kopi Daong siap menanti mulai pukul 10.00. Nama destinasi ini adalah Daong Hutan Pinus.
Kalau berencana bikin acara perusahaan atau kumpul keluarga sebaiknya reservasi. Tetapi kalau bersama empat atau lima teman bisa go show.
Berada di Kopi Daong berarti membebaskan masing-masing orang beraktivitas. Biarkan anak-anak menikmati fasilitas playground atau bermain di kandang kelinci. Atau hendak menguji nyali dan keberanian di highrope yang dijadikan pula sebagai obyek selfie.
Bermacam background foto ditebar di berbagai sudut. Bahkan set garden yang indah dan alami juga merupakan latar belakang berfoto yang bagus. Di dekatnya ada kawasan wahana berkuda Daong Ecopark. Sejumlah kuda beserta jokinya siap melayani anak-anak menikmati pengalaman baru.
Bervariasi tempat duduk dan nongkrong di mana-mana. Ada yang beratap tak sedikit yang bebas beratap pohon pinus. Bangku-bangku kayu yang ditata di atas dek kayu dengan barisan pohon pinus bak jeruji di antaranya merupakan spot yang agaknya paling nyaman. Tentu juga pas bagi para perokok.
Dari situ pemandangan punggungan gunung yang lebat dengan pepohonan dan hutan tampak dekat. Kembali merengkuh alam kesan yang dirasakan di lokasi tersebut.
Makan dan berkuliner jelas agenda yang harus dilakukan. Resto dan kafe Kopi Daong menawarkan banyak sekali pilihan menu. Kopi dengan bermacam varian hanya salah satu. Menu-menu lokal dan internasional, hingga masakan modifikasi hadir di sini.
Mau makan berat atau sekadar nyemil beragam opsinya. Tetapi tampaknya lebih banyak orang memesan jagung bakar. Ada yang masih full dengan bonggolnya, ada pula yang sudah tinggal biji jagungnya. Diolah dengan mentega dan bumbu lainnya dan pas betul menemani sore atau malam.
Di sudut lain ada stage yang didedikasikan bagi para penampil. Kadang live music, sesekali ada atraksi sulap. Bahkan pengelola tak malu menampilkan kesenian lokal.
Tamu biasanya cukup betah stay dari siang hingga malam. Malam menampilkan suasana yang berbeda. Remang, dingin, dan kadang dibumbui kabut yang ingin ambil bagian. Saat itu lampu-lampu mulai menunjukkan fungsinya, selain sebagai penerang juga menghias malam.
Rasa capek berubah santai. Tegang berganti tenang. Sayang Kopi Daong harus tutup pada pukul 22.00. Tetapi akalau masih ingin menikmati suasana pegunungan Pangrango, berpindah saja ke beberapa lokasi glamping di dekatnya. Klik;