Pulau Bintan Mencari Budaya Asli Melayu
Wilayah Kerajaan Melayu zaman dulu tidak hanya meliputi Semenanjung Melayu yang sebagian besar kini merupakan wilayah Malaysia. Namun juga Singapura, wilayah selatan Thailand, dan sejumlah kepulauan di Indonesia masa kini. Misalnya saja Kepulauan Natuna, Kepulauan Bangka, Belitung dan Riau, termasuk Kepulauan Batam dan Bintan.
Tak heran jika Pulau Bintan masih kental dengan aura dan budaya melayu. Pulau ini memiliki luas sekitar 1.140 kilometer persegi dan terletak sekitar 45 kilometer sebelah timur Singapura. Bintan terpisah oleh Selat Bintan dari daratan utama Pulau Sumatra.
Secara geografis, Pulau Bintan memiliki bentuk yang agak memanjang dari barat laut ke tenggara, dengan pantai-pantai yang panjang dan berbukit-bukit di sepanjang garis pantai. Di bagian barat laut, terdapat beberapa teluk dan pantai yang indah, seperti Teluk Bintan, Teluk Lobam, dan Teluk Sebung. Sedangkan di bagian timur laut, terdapat Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Sebagian besar pulau ini ditutupi oleh hutan tropis dan perbukitan yang hijau, memberikan pemandangan alam yang indah dan menyediakan habitat bagi beragam flora dan fauna. Bagian tengah pulau didominasi oleh perbukitan yang melintang, dengan titik tertinggi di Gunung Bintan yang mencapai ketinggian sekitar 340 meter di atas permukaan laut.
Bintan dikelilingi oleh perairan yang kaya akan kehidupan laut. Terumbu karang yang cantik dan beragam spesies ikan hidup di sekitar pulau ini, menjadikannya tempat yang populer bagi para penyelam dan snorkeler. Pulau ini juga memiliki beberapa sungai dan danau kecil di pedalaman, seperti Danau Biru dan Danau Gunung Bintan.
Selain itu, Pulau Bintan juga terkenal dengan pasir putih yang halus dan pantai yang menakjubkan. Beberapa pantai terkenal di antaranya adalah Pantai Trikora, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Pinang, dan Pantai Beralas Pasir.
Dengan lokasinya yang strategis, Pulau Bintan menjadi tujuan wisata yang populer di wilayah ini. Keindahan alamnya, pantai-pantainya yang menawan, dan berbagai kegiatan rekreasi yang ditawarkan menjadikan Bintan sebagai tempat yang menarik untuk berlibur dan mengeksplorasi.
Bahkan menjadi kawasan eksklusif wisata, meskipun ada pula destinasi umum dan atraksi yang dapat dilakukan tanpa harus membayar mahal. Ada tiga aktivitas plesiran yang dapat Anda lakukan di pulau ini. Antara lain wisata air yang hampir seluruh jenisnya ada di sini. Termasuk diving, snorkeling, paddling, jetski maupun wakeboard.
Jangan lupa wisata budaya mencari keotentikan budaya melayu. Pulau Bintan memiliki beberapa desa tradisional yang mempertahankan budaya lokal. Salah satunya adalah Desa Tanjung Uban, di mana Anda dapat melihat rumah-rumah tradisional Melayu dan berinteraksi dengan penduduk setempat.
Soal budaya terkait pula dengan kuliner. Pulau Bintan menyajikan kuliner melayu. Catat tujuh menu berikut ketika tiba di Pulau Bintan;
- Ikan Bakar: karena dikelilingi oleh perairan yang kaya akan ikan. Oleh karena itu, ikan bakar adalah salah satu hidangan yang sangat populer di pulau ini. Ikan segar seperti ikan pari, kerapu, atau kakap dibakar dengan rempah-rempah dan bumbu khas, kemudian disajikan dengan nasi dan sambal.
- Soto Kepiting: ini hidangan sup dengan bahan utama berupa daging kepiting. Biasanya disajikan dengan kuah kaldu yang kaya rasa, potongan kepiting, mie atau bihun, dan bumbu-bumbu rempah yang lezat.
- Mie Lendir: menu mie khas Pulau Bintan yang terbuat dari tepung sagu atau tepung kanji. Mie ini memiliki tekstur kenyal dan biasanya disajikan dengan kuah kental, irisan daging ayam, telur, dan sayuran.
- Otak-Otak: layaknya di tempat lain hidangan ini berbahan dasar ikan yang dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan tenggiri atau ikan kakap yang dicampur dengan bumbu rempah khas seperti kemiri, cabai, dan kunyit.
- Sambal Belimbing: sambal khas Pulau Bintan yang terbuat dari belimbing wuluh, cabai, bawang, dan bumbu-bumbu lainnya. Sambal ini memiliki rasa asam segar dan pedas yang nikmat. Biasanya disajikan sebagai pelengkap makanan.
- Kue Lapis: kue tradisional yang terbuat dari bahan-bahan seperti tepung beras, santan, dan gula. Kue ini memiliki lapisan yang berbeda warna dan rasa yang khas. Biasanya disajikan sebagai camilan atau hidangan penutup.
- Kue Luti Gendang: alias roti goreng berisi abon ikan. Penamaan makanan ini sangat dipengaruhi oleh penduduk Tionghoa. “Luti” merupakan dialek orang Tionghoa untuk menyebut “Roti”, sedangkan “Gendang” merupakan sebutan orang Tarempa yang berarti “Digoreng”
NAH UNTUK MENGINAP DI PULAU BINTAN BISA COBA GLAMPING BERIKUT: