Bagaimana Plastik Merusak Lingkungan?
Plastik dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan alam melalui beberapa cara. Baik secara langsung kepada lahan maupun kepada mahluk hidup. Berikut beberapa di antaranya:
Polusi
Sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai seperti botol, tas, dan sedotan, seringkali berakhir sebagai sampah di lingkungan alam seperti laut, sungai, dan hutan. Pencemaran ini merugikan satwa liar dan ekosistem, mengganggu keseimbangan alam, dan berdampak negatif terhadap estetika kawasan.
Plastik yang masuk ke lautan dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan laut. Makhluk laut dapat menelan atau terjerat sampah plastik, sehingga menyebabkan cedera atau kematian. Plastik di lautan dapat terurai menjadi partikel mikroplastik yang lebih kecil, yang dapat tertelan oleh organisme laut, sehingga berpotensi memasuki rantai makanan.
Perusakan Habitat
Produksi dan pembuangan plastik berkontribusi terhadap perusakan habitat. Misalnya, ekstraksi bahan bakar fosil (yang digunakan dalam produksi plastik) dapat mengganggu ekosistem, dan tempat pembuangan sampah atau pembakaran plastik dapat berdampak pada lingkungan setempat.
Pencucian Bahan Kimia
Beberapa plastik dapat melepaskan bahan kimia beracun ketika terurai. Bahan kimia ini dapat mencemari tanah dan air, sehingga merugikan tanaman, hewan, dan manusia dalam prosesnya.
Emisi Gas Rumah Kaca
Produksi dan pengangkutan plastik menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain itu, ketika plastik terurai, mereka melepaskan metana, gas rumah kaca yang kuat, ke tempat pembuangan sampah.
Konsumsi Energi
Produksi plastik memerlukan sejumlah besar energi dan sumber daya, sehingga berkontribusi terhadap penipisan sumber daya dan kerusakan lingkungan.
Umur Panjang
Plastik sangat tahan lama, yang dapat menjadi kelemahan di lingkungan alami. Mereka dapat bertahan selama ratusan tahun dan terus menerus menyebabkan kerusakan pada ekosistem.
Kematian Satwa Liar
Satwa liar dapat menelan benda-benda plastik dan salah mengiranya sebagai makanan. Plastik yang tertelan dapat menyumbat sistem pencernaan, sehingga menyebabkan malnutrisi atau kematian.(*)
FOOTNOTE:
www.ayoglamping.com mengajak pemerintah, swasta, maupun LSM untuk bergerak bersama dalam bentuk aktivitas nyata. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: KARTO SARAGIH via email KARTOSARAGIH7@GMAIL.COM atau ANDRA NURYADI via email ANDRANURYADI1@GMAIL.COM