Jejak Vulkanis Gunung Batur Kintamani
Gunung Batur dan Danau Batur terletak di Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Keduanya merupakan bagian dari kaldera besar yang terbentuk akibat letusan dahsyat gunung purba ribuan tahun lalu. Gunung Batur sendiri masih aktif hingga kini dan merupakan salah satu gunung berapi paling terkenal di Indonesia.
Gunung Batur dan Danau Batur adalah dua fenomena alam yang saling terkait di Bali. Keduanya terbentuk melalui proses geologis vulkanik yang intens dan memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat setempat.
Nama Batur berasal dari kata “Batur”, yang dalam bahasa Bali berarti batu atau tempat tinggi. Nama Batur bisa merujuk pada batuan besar yang tersebar di sekitar gunung akibat letusan tersebut.
Konon nama “Batur” juga berasal dari Desa Batur, yang dahulu terletak di kaki gunung sebelum dihancurkan oleh letusan tahun 1926. Setelah letusan itu, masyarakat pindah ke tempat yang lebih tinggi dan mendirikan Desa Batur Baru.
Sedangkan dalam mitologi setempat menurut kepercayaan Hindu Bali, Gunung Batur dianggap sebagai gunung suci, tempat bersemayamnya Dewi Danu, dewi air dan kesuburan. Ada cerita rakyat yang menyebutkan bahwa Batur merupakan “batu suci” yang dipindahkan oleh para dewa untuk menjaga keseimbangan alam Bali.
Bali terletak di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia, menyebabkan aktivitas vulkanik tinggi. Gunung Batur termasuk dalam Kaldera Batur, sebuah kaldera raksasa berusia sekitar 29.300 tahun yang terbentuk akibat letusan dahsyat (supervolcano) yang menghancurkan gunung api purba.
Letusan ini mengeluarkan material vulkanik hingga 84 km kubik, menciptakan kaldera dengan diameter 13,8 km, salah satu terbesar di dunia. Gunung Batur saat ini adalah gunung api muda yang tumbuh di dalam kaldera tersebut, dengan ketinggian 1.717 mdpl.
Di dalam kaldera ini pula terbentuk Danau Batur, yang merupakan danau kawah terbesar di Bali. Danau ini memiliki bentuk seperti bulan sabit dan terbentuk akibat air hujan yang terperangkap dalam cekungan kaldera.
Danau Batur terbentuk di dasar kaldera akibat pengisian air hujan dan mata air setelah letusan purba. Merupakan danau terbesar di Bali (panjang 3,5 km, lebar 8 km, kedalaman 88 meter). Airnya menjadi sumber irigasi utama untuk pertanian di Bali melalui sistem subak.
Terdapat desa Trunyan, yang terkenal dengan tradisi pemakaman unik di mana jenazah tidak dikubur, tetapi diletakkan di bawah pohon Taru Menyan yang mampu menghilangkan bau mayat.
Gunung Batur termasuk gunung berapi aktif, dengan catatan letusan yang cukup sering sejak abad ke-19. Beberapa letusan terbesar dalam sejarahnya meliputi:
- 1804, letusan besar pertama yang tercatat secara historis. Dampaknya tidak terlalu luas karena penduduk di sekitar gunung masih jarang.
- 1917, letusan ini merupakan yang paling dahsyat dalam sejarah modern Gunung Batur. Lebih dari 1.500 rumah, 65 pura, dan ribuan hektar sawah hancur. Sekitar 1.500 orang meninggal akibat letusan ini. Salah satu pura yang terkenal, Pura Ulun Danu Batur, yang semula berada di tepi danau, hancur akibat letusan ini. Kemudian, pura tersebut dipindahkan ke lokasi yang lebih aman di daerah Kintamani, tempatnya sekarang.
- 1926, letusan ini menghancurkan desa Batur Lama. Lava yang mengalir menutupi sebagian besar desa, tetapi Pura Ulun Danu Batur tetap utuh, yang dianggap sebagai keajaiban oleh masyarakat setempat. Setelah letusan ini, penduduk pindah ke lokasi yang lebih tinggi dan membangun Desa Batur Baru.
- 1963, tahun yang sama dengan letusan Gunung Agung, Gunung Batur juga mengalami letusan. Meskipun tidak sebesar letusan 1917 atau 1926, erupsi ini tetap membawa dampak bagi masyarakat sekitar.
- 1999-2000, aktivitasnya lebih bersifat strombolian, dengan lontaran lava dan abu vulkanik yang cukup tinggi, tetapi tidak terlalu merusak pemukiman.
Gunung Batur masih berstatus aktif meskipun belum meletus lagi sejak tahun 2000. Namun, aktivitasnya tetap dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Gunung ini juga telah ditetapkan sebagai bagian dari Global Geopark Network UNESCO sejak tahun 2012, karena keunikan geologi dan budayanya.
BLACK LAVA
Tidak hanya gunung dan danau, proses vulkanis Gunung Batur juga menciptakan ladang lava kering yang dikenal dengan black lava. Black Lava di Gunung Batur adalah hamparan luas bebatuan hitam pekat yang terbentuk dari aliran lava saat gunung ini mengalami letusan besar. Lokasi ini terletak di bagian tenggara gunung, tepatnya di area kaldera Batur. Black Lava menjadi salah satu daya tarik wisata karena pemandangannya yang unik dan mencerminkan kekuatan alam yang luar biasa.
Kekhasan black lava di antaranya memiliki batuan hitam pekat dan keras yang merupakan lava beku hitam karena berasal dari magma yang kaya akan besi dan mineral vulkanik. Tekstur kasar dan tajam dimana banyak bebatuan memiliki permukaan bergerigi akibat pendinginan lava yang cepat.
Back lava menyajikan pemandangan kontras. Didominasi oleh lanskap hitam black lava terlihat sangat kontras dengan hijaunya hutan dan birunya Danau Batur di sekitarnya. Tidak ada vegetasi yang tumbuh, karena kandungan sulfur dan suhu panas yang masih tersimpan di beberapa titik, sangat sedikit tumbuhan yang bisa hidup di area ini.
Wisata glamping merupakan salah satu yang banyak bertebaran di sekitar Danau dan Gunung Batur. Berikut beberapa di antaranya;
SILAKAN KLIK LOKASI GLAMPING DI KINTAMANI;