Mie Ongklok asal Wonosobo bisa jadi alternatif makan mie. Ini karena sajian mi ongklok tidak saja dengan mie rebus, tetapi juga plus sate. Mie Ongklok bersama sate dengan bumbu kacangnya adalah satu kesatuan. Walaupun boleh saja tanpa sate.

Mie ongklok sepintas menyerupai mie kopyok. Mie-nya berukuran cukup besar. Cara memasaknya dengan direbus menggunakan keranjang bambu kecil yang diberi pegangan. Mie dimasukkan ke dalam keranjang yang dinamakan ongklok ke dalam air panas.

Teknik ini sebenarnya lumrah dilakukan di berbagai tempat. Penggunaan alat seperti ongklok dimaksudkan agar mie tidak tercerai-berai. Di tempat lain atau di negara lain biasanya menggunakan alat serupa namun terbuat dari besi.

Karena menggunakan alat bernama ongklok inilah kemudian dijuluki dengan mie ongklok.

Kuah mie ongklok terasa lebih kental. Selain itu juga lebih terasa bumbunya. Ini karena mie ongklok Wionosobo terbuat dari pati yang dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. Agar lebih kaya rasa  mie ongklok diguyur juga oleh bumbu kacang.

Wonosobo terkenal dengan banyak kebun sayur-mayur terutama di sekitar Gunung Sindoro dan Sumbing. Sebut saja kol dan daun kucai. Kedua jenis sayur ini amat cocok untuk menambah rasa segar agar tidak terlalu eneg.

Maka kombinasi mie ongklok pun selain mie, kuah, juga sayur-sayuran. Pugasan terakhir di antaranya bawang goreng dan sedikit merica untuk yang ingin lebih pedas. Selain itu juga pas ditambah dengan cabai hijau utuh untuk menambah rasa pedas yang otentik.

Mie ongklok seperti menjamu tamu di udara dingin Wonosobo. Terutama di daerah pegunungan. Harga per prosi mie ongklok sangat terjangkau, bervariasi antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000.

Mie ongklok tidak berdiri sendiri. Sate sapi yang dagingnya dipotong kecil-kecil bak sate ayam adalah teman paling kental. Sate yang telah dibakar matang lalu dicelupkan ke dalam bumbu kacang. Biasanya disajikan tersendiri dalam satu piring terpisah.

Satu porsi sate daging sapi biasanya berisi 10 tusuk. Memang sih harga satu porsinya lebih mahal ketimbang mie ongklok. Tapi karena satu-kesatuan rasa yang membedakan dengan mie lain rasanya Anda harus membeli “satu paket”.

Saking khas dan spesifiknya rasa mie ongklok sampai ada yang menjual dalam kemasan instan. Jadi bisa dibawa ke mana-mana termasuk sedang camping atau glamping di beberapa lokasi di Wonosobo.

Untuk menemani mie dan sate biasanya disediakan pula beberapa pilihan “teman”, berupa sejumlah gorengan. Kini macam-macam jenis yang dihidangkan. Tetapi yang umumnya merupakan kletikan adalah tempe kemul dan geblek. Tempe kemul tidak lain irisan tempe tipis dengan “selimut” tepung. Jadi biasanya tepungnya lebih tebal atau lebih banyak.

Sedangkan geblek adalah kudapan yang terbuat dari pati singkong. Warnanya biasanya putih. Kalau di Jawa Barat seperti cireng.

Di Wonosobo ada beberapa warung atau rumah makan yang menjual mie ongklok dengan satenya. Salah satunya mie ongklok Longkrang. Warung ini terletak di Longkrang, Jl. Pasukan Ronggolawe No.14, Wonosobo Timur, Kec. Wonosobo, Kabupaten Wonosobo.

Tempat makan di warung mie ongklok Longkrang tidak terlalu besar. Karena itu sebaiknya datang lebih pagi agar tidak antre. Harga per porsi mie ongklok di warung ini sekitar Rp 11.000. Sedangkan sepiring sate sapi seharga Rp 26.000. (*)

BERIKUT BEBERAPA GLAMPING YANG TERDAPAT DI WONOSOBO, KLIK: