Tiga Roh di Danau Kelimutu NTT
Danau Tiga Warna Kelimutu salah satu keajaiban alam Indonesia di NTT. Ini salah satu destinasi wisata wajib Anda kunjungi selama berada di Pulau Flores. Selain Labuan Bajo di sisi timur, Danau Kelimutu berada nyaris di barat pulau. Jarak dari Labuan Bajo ke Danau Kelimutu sekitar 450 km yang dapat ditempuh dalam waktu 12 jam.
Tapi Anda bisa potong kompas langsung dari kota Ende. Di Ende terdapat bandara Hasan Aroeboesman. Dari kota di pesisir selatan Flores ini kira-kira berjarak 65 km. Yang lewat darat membutuhkan waktu sekitar 1 jam 45 menit sampai ke danau yang berada di kawasan Taman Nasional Kelimutu ini.
Dalam perjalanan yang seru melewati jalanan berkelok. Juga melewati desa adat Wologai.
Yang membuat Danau Kelimutu begitu istimewa adalah warna airnya yang unik dan berubah-ubah. Danau ini terdiri dari tiga kawah yang berbeda, masing-masing memiliki warna air yang berbeda pula.
Warna airnya dapat berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada kondisi geologis dan kimia di dalam kawah. Warna-warna yang sering terlihat meliputi biru, hijau, merah, putih, dan hitam. Pemandangan yang luar biasa ini membuat Danau Kelimutu menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh para pelancong.
Mitos lokal juga memberikan daya tarik tersendiri bagi Danau Kelimutu. Menurut kepercayaan setempat, ketiga danau tersebut merupakan tempat istirahat bagi roh orang-orang yang telah meninggal. Masing-masing warna melambangkan jenis-jenis roh tertentu, seperti roh orang tua yang bijak, roh para pemuda yang pemberani, dan roh anak-anak yang suci.
Danau ini terletak di puncak Gunung Kelimutu, sebuah gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian mencapai 1.639 meter di atas permukaan laut.
Gunung dan Danau Kelimutu yang berada di Taman Nasional Kelimutu dengan luas keseluruhan mencapai 5.356 hektar. Di dalam taman nasional ini, terdapat 100 spesies fauna yang mendiami wilayah tersebut, termasuk beberapa yang merupakan satwa endemik di Pulau Flores seperti Turuwara, Uta Onga, dan Burung Gerugiwa.
Nama “Kelimutu” berasal dari bahasa setempat, yang merupakan gabungan dari kata “Keli” dan “Mutu”. Keli berarti gunung, sedang Mutu mengacu pada makna mendidih.
Perjalanan ke Danau Kelimutu akan sampai di Desa Moni. Opsi sampai ke Desa Moni bermacam. Ada travel agen atau mandiri menggunakan transportasi darat. Dari Desa Moni menuju ke Gunung Kelimutu tinggal sekitar 15 km.
Di Desa Moni Anda dapat beristirahat sejenak sebelum melakukan pendakian keesokan harinya. Perjalanan dari Desa Moni ke Danau Kelimutu merupakan pengalaman yang menarik dan menantang sekaligus penuh keindahan alam.
Pertama-tama, perjalanan dimulai dari Desa Moni dengan mengendarai kendaraan menuju Taman Nasional Kelimutu. Perjalanan ini akan melewati jalan yang berkelok-kelok, namun pemandangan alam yang indah di sepanjang perjalanan membuatnya menjadi pengalaman yang menyenangkan. Wisatawan dapat menikmati udara segar pegunungan dan hamparan sawah yang hijau di sekitar Desa Moni.
Setelah tiba di Taman Nasional Kelimutu, wisatawan perlu menempuh pendakian menuju puncak Gunung Kelimutu, tempat ketiga danau berada. Pilihan untuk mencapai puncak biasanya dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor hingga titik tertentu, diikuti dengan pendakian melalui jalur setapak.
Perjalanan mendaki ini membutuhkan usaha dan ketahanan fisik, namun seiring berjalannya waktu, para wisatawan akan dihadiahi dengan pemandangan yang spektakuler. Saat mencapai puncak, Danau Kelimutu akan terlihat dengan jelas, dan keunikan warna airnya akan memukau mata. Pemandangan matahari terbit atau terbenam di Danau Kelimutu juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi para pengunjung.
Perjalanan dari Desa Moni ke Danau Kelimutu bukan hanya sebatas petualangan fisik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk terhubung dengan alam dan kebudayaan lokal. Penduduk setempat seringkali turut serta dalam menyediakan informasi, panduan, dan pengalaman yang memperkaya perjalanan para wisatawan.
Setelah menikmati keindahan danau, perjalanan kembali turun ke Desa Moni dimulai. Beberapa wisatawan mungkin memilih untuk berjalan kaki turun atau menggunakan kendaraan bermotor, tergantung pada preferensi dan kondisi fisik mereka.
Kalau masih ingin menikmati suasana Desa Moni silakan lanjutkan menginap semalam lagi. Tetapi jika ingin langsung kembali ke Ende boleh saja. Sebab di Ende ada tawaran kuliner yang tak boleh Anda lewatkan.
Yang pasti ada Se’i alias menu daging (hati-hati untuk yang muslim sebab ada pula se’i babi), rumpu rampe (tumis daun pepaya), jagung bose alias jagung muda yang dimasak dengan santan dan parutan kelapa. Kue yang boleh dicicip adalah uwwi ai ndota (ubi dengan isian gula merah) dan alu nende (singkong dengan isian gula merah). Yummy!(*)