Aktivitas glamping di alam bebas mengajak Anda untuk mengasah kemampuan fotografi Anda. Walaupun sekarang telah banyak perangkat dan software yang dapat mengolah sebuah foto menjadi sangat indah, namun fotografi memiliki fundamental yang tidak bisa diabaikan.

Yakinlah bahwa memotret dengan basic fundamental dan mempraktekkan teori fotografi sangat penting bagi diri Anda yang gemar melakukan perjalanan. Bukan sekadar memanfaatkan aplikasi instan.

Bukan kah kamera diciptakan untuk mengeksplorasi lebih banyak, lebih beragam bidikan? Sementara smartphone sehebat apapun modul kameranya, tetap lah bukan didedikasikan semata-mata untuk spesialis memotret.

Ketika berada di sekitar area glamping, dan Anda menemukan banyak sekali obyek untuk direkam, pastikan memahami lima hal penting berikut.

  1. Berikan perhatian khusus pada cahaya.

Karena fotografi lanskap dan margasatwa difokuskan pada dunia luar, pencahayaan merupakan salah satu faktor yang lebih penting untuk dipertimbangkan. Jika Anda membidik pada siang hari, Anda akan bekerja dengan sinar matahari langsung tanpa filter, yang menciptakan rona keras dan banyak bayangan.

Hal ini membuat bidikan Anda terlihat dinamis, lembut, atau penuh warna jauh lebih sulit. Untuk mengatasi pencahayaan yang keras, sebagian besar fotografer alam lebih suka memotret selama “jam emas”, yang merupakan periode waktu sebelum matahari terbit dan tepat setelah matahari terbenam; pada pagi dan sore hari, cahaya alami lembut dan tidak langsung dengan kualitas romantis yang melamun, yang memungkinkan warna yang sebenarnya muncul.

  1. Gunakan aturan sepertiga.

Salah satu tip fotografi lanskap paling sederhana adalah menyusun gambar Anda sesuai dengan aturan sepertiga. Aturan pertiga adalah teknik komposisi yang membantu fotografer memposisikan tempat menarik di sepanjang kisi yang tidak terlihat.

Saat melihat melalui jendela bidik atau layar, bayangkan dua garis horizontal dan dua garis vertikal; menempatkan subjek Anda di sepanjang titik pertemuan garis-garis ini, secara teori, akan menghasilkan gambar yang paling estetis dan seimbang, terutama saat memotret lanskap, yang seringkali tidak memiliki titik fokus langsung. Beberapa kamera menyediakan mode kamera kisi, yang melapisi kisi 3×3 ke layar untuk membantu fotografer mendapatkan bidikan yang sempurna.

3. Bermain dengan Depth of Field.

Banyak foto alam berfokus pada subjek utama, seperti burung atau bunga. Untuk membantu memisahkan subjek Anda dari latar belakang, gunakan aperture yang lebih lebar (f/2.0 atau f/2.8). Apertur adalah ukuran bukaan lensa, dan ini memengaruhi “kedalaman bidang”.

Apertur yang lebih lebar menciptakan kedalaman bidang yang lebih dangkal, menyebabkan latar belakang terlihat lebih buram dan membantu memusatkan perhatian pada subjek, sementara apertur yang lebih kecil menciptakan kedalaman bidang yang lebih luas, menyebabkan background terlihat lebih tajam dan detail. Bereksperimenlah dengan keduanya dan lihat mana yang membantu subjek Anda menonjol.

4. Jadilah kreatif.

Alam menawarkan kemungkinan tak terbatas untuk fotografi satwa liar dan lanskap, jadi cobalah untuk memanfaatkannya! Bawalah visi dan ide unik Anda sendiri saat memotret, dan biarkan diri Anda mencoba hal-hal yang mungkin belum pernah dicoba oleh fotografer lain.

Saat orang lain mengambil gambar lebar, pertimbangkan untuk mengambil close-up; di mana orang lain menembak dari tempat yang menguntungkan, cobalah menembak dari tanah.

5. Pelajari alam.

Anda akan selalu dapat mengambil bidikan yang lebih baik dari hal-hal yang Anda pahami dengan baik, tidak terkecuali alam. Dengan mendapatkan lebih banyak informasi tentang berbagai hewan, tumbuhan, dan area, Anda akan lebih mampu memprediksi dan mengikuti ritme mereka. Misalnya, seorang fotografer satwa liar yang mengetahui di mana burung-burung tertentu suka melakukan ritual kawinnya akan dapat menyiapkan tempat yang tepat untuk mendapatkan bidikan yang bagus.(*)