Bukit Pengilon berdiri gagah di pantai selatan Yogya. Berada di kawasan Kabupaten Gunung Kidul namun terletak nyaris ke arah perbatasan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tepatnya di Purwodadi, Kecamatan Tepus. Dari pusat kota Yogya memang cukup jauh. Kira-kira sejauh 84 km.

Kalau ditempuh dengan mobil pribadi makan waktu 2 jam lebih. Jadi memang perlu persiapan untuk ke Bukit Pengilon.

Yang perlu Anda siapkan memang tak cukup hanya menikmati pantai dengan bukit dan karang yang saling menyatu. Tetapi Anda harus punya sedikit jiwa petualangan. Di sini Anda bisa menginap dengan cara camping, mendirikan tenda di atas bukit yang berumput hijau.

Di Bukit Pengilon Anda bisa melakukan aktivitas beragam. Mulai sekadar menjelajahi bukit dengan trekking, menyusur satu lokasi ke lokasi lain. Kalau beranjak ke sisi barat bukit akan bertemu dengan air terjun Banyutibo, sampai kemudian ada Pantai Muncar. Tidak jauh dari situ terdapat pantai dengan sedikit pasir putih yang elok rupawan. Namanya Pantai Siung. Boleh lah pantai ini dijuluki hidden gem, karena tidak banyak orang tahu.

Sementara kalau menyisir ke timur akan sampai ke Pantai Watu Bolong. Di depannya seperti sebuah pulau karang yang timbul bernama Pantai Watu Lumbung. Ini luar biasa menyita perhatian mata. Begitu sangar, sekaligus seperti ada nuansa magis disiratkan. Di depannya lagi Watu Semar, sebuah karang besar yang sulit disebut sebagai pulau. Bentuknya seperti punggung tokoh Semar.

Dengan berderet alam dengan namanya masing-masing itu, rasanya berkegiatan di sini juga bisa bertambah. Banyak orang penggemar lari atau ultra marathon menjajal trek di sini. Di Bukit Pengilon saja sudah meliuk-liuk jalur setapak mendaki dan menurun. Ini trek bagus untuk menguji nyali dan kaki.

Pesepada juga beberapa kali menjajalnya. Memang mesti siap fisik yang prima. Kalau mau rute yang jauh bahkan bisa memulai dari Desa Balong. Jalur sepeda cukup mengundang semangat menggowes ke arah Bukit Pengilon.

Setiba di ujung Bukit Pengilon ditandai dengan sebuah titik yang benar-benar berhadapan langsung dengan laut lepas. Samudera Hindia di sana. Areanya cukup luas, terbuka dan lapang. Kontur di depannya miring, tidak cukup disebut landai, namun masih bisa dijejak untuk sekadar naik-turun scrambling.

Mesti hati-hati karena di bawah benar-benar karang yang diempas air laut. Selebihnya hawa bebas menyelaputi area tersebut. Ada beberapa pohon yang dapat digunakan untuk berteduh.

Fasilitas camping di sini sebenarnya terbatas. Karena itu sebaiknya persiapan peralatan yang sungguh-sungguh diperlukan, karena mungkin Anda tak bisa mengandalkan fasilitas dan jasa penduduk lokal. Walaupun ada warung-warung kecil yang menyediakan kebutuhan kecil. Ada juga sih jasa persewaan tenda di lokasi. Bahkan pula sewa jip.

Selanjutnya sandarkan sepeda, lalu dirikan tenda. Jika malam, suasana berubah takjub. Di atas bukit dalam pelukan malam sembari menikmati suguhan mie rebus hangat dengan isian bakso dijamin mengalahkan layanan hotel bintang 5.

Apa lagi tiket masuknya hanya Rp 2.000 per orang. Kalau bawa motor bisa masuk sampai lokasi dengan tarif tambahan Rp 5.000.  (*)