Air terjun Coban Rondo (coban = air terjun) sebenarnya berada di teriorial Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Namun karena lebih dekat dengan Batu, orang sering menyebut Coban Rondo di Batu.

Lokasinya berada di bagian akhir dari kaki Gunung Kawi yang membujur dari selatan ke utara. Coban Rondo berada di kawasan utara. Karena itu pintu masuknya berasal dari perbatasan Kota Batu dengan Kecamatan Pujon.

Landmark atau penanda kawasan adalah patung sapi yang konon sudah berpuluh tahun bercokol di pertigaan Jl Trunojoyo – Coban Rondo.

Coban Rondo sudah lama jadi titik healing. Sejarah Coban Rondo dapat ditelusuri hingga zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pada saat itu, air terjun ini dikenal dengan nama Coban Wato. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, nama air terjun ini diubah menjadi Coban Rondo.

Sementara itu juga beredar hikayat. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, Coban Rondo menyimpan kisah cinta yang tragis. Konon, pada zaman dahulu terdapat seorang perempuan cantik yang bernama Dewi Anjarwati. Ia jatuh cinta kepada seorang pemuda miskin bernama Joko Lelono. Namun, orang tua Dewi tidak menyetujui hubungan mereka dan memaksa Dewi untuk menikah dengan seorang pria kaya yang bernama Bandung Bondowoso.

Dalam keputusasaan, Joko Lelono berusaha bunuh diri dengan melompat dari air terjun Coban Rondo. Mendengar hal itu, Dewi Anjarwati yang patah hati memutuskan untuk ikut melompat ke air terjun dan bersatu dengan Joko Lelono.

Konon, nama Coban Rondo berasal dari kata “rondo” yang berarti “janda” dalam bahasa Jawa, sebagai penghormatan kepada Dewi Anjarwati.

Kisah cinta tragis ini menjadi bagian dari legenda lokal dan menambah daya tarik Coban Rondo sebagai objek wisata. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang dapat membuktikan kebenaran cerita tersebut, namun legenda ini tetap melekat dalam budaya masyarakat sekitar Coban Rondo.

Air terjun berketinggian 84 meter itu hanyalah salah satu daya tarik untuk menikmati alam di kawasan itu. Meski ada pula satu air terjun lagi di atas Coban Rondo bernama Coban Tengah.

Sisanya masih ada atraksi wisata alam lainnya. Ada Taman Labirin, ada kawasan perkemahan yang cukup luas dengan berjajar pepohonan Pinus yang rapat. Kemudian tercatat Taman Dancok pun Petik Strawberry Ceplus. Bahkan juga area outbound. Belakangan berdiri pula area glamping jenis kabin.

Dari Coban Rondo sebenarnya bisa melanjutkan perjalanan ke mana-mana. Mau turun ke Batu atau naik ke pusat Kecamatan Pujon hingga ke Kecamatan Ngantang yang memiliki titik-titik wisata. (*)

CARI GLAMPING DI COBAN RONDO:

https://ayoglamping.com/booking/bobocabin-coban-rondo-glamping-di-atas-kota-batu/