Punclut, singkatan dari “Puncak Ciumbuleuit,” merupakan sebuah kawasan perbukitan di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Meskipun tanggal pasti pendiriannya sulit ditentukan, Punclut telah menjadi tempat yang dikenal dan dikunjungi sejak lama. Kawasan ini telah bertransformasi dari sekadar perbukitan menjadi tujuan wisata yang terkenal.

Seiring perkembangan waktu, Punclut mulai dikenal sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara segar pegunungan. Beberapa tempat makan dan kafe yang menyajikan berbagai hidangan juga kemudian dibuka di kawasan ini, menambah daya tariknya sebagai tempat tujuan bersantap dan bersantai.

Sekitar tahun 1980-an hingga 1990-an, Punclut semakin dikenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan regional. Keterkenalan Punclut makin menghebohkan oleh sebab hadirnya restoran atau lebih tepatnya warung dengan menu utama hidangan khas Sunda.

Hidangan khas Sunda sendiri punya sejarah panjang. Sejarah masakan Sunda dimulai sejak masa prasejarah, ketika suku-suku pribumi di wilayah Jawa Barat mulai mengembangkan cara-cara memasak dan mengolah bahan makanan yang tersedia di sekitar mereka. Mereka mengandalkan bahan-bahan alami seperti nasi, ikan, sayuran, dan rempah-rempah untuk menciptakan hidangan-hidangan yang unik.

Pada abad ke-4 hingga ke-15, wilayah Jawa Barat menjadi bagian dari Kerajaan Sunda, yang merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Pengaruh budaya Hindu-Buddha ini dapat ditemukan dalam beberapa hidangan masakan Sunda, seperti ketan serundeng (beras ketan dengan taburan kelapa) yang sering disajikan dalam upacara keagamaan.

Ketika Islam masuk ke wilayah Jawa Barat pada abad ke-16, masakan Sunda mulai mengalami pengaruh baru dalam bentuk makanan halal dan tradisi kuliner baru yang dibawa oleh agama tersebut. Hidangan-hidangan seperti nasi liwet dan pepes ikan menjadi semakin populer.

Pada masa penjajahan Belanda, masakan Sunda terus mengalami evolusi. Masyarakat Jawa Barat mulai mengadopsi beberapa teknik masak Eropa dan menggunakan bahan-bahan baru seperti kentang dan daging sapi. Namun, masyarakat Sunda tetap mempertahankan keunikan rasa dan cara penyajian mereka.

Pentingnya pertanian di wilayah Sunda juga berdampak pada pola makan dan masakan. Padi dan ikan menjadi bahan makanan pokok, sementara sayuran dan buah-buahan segar juga berperan penting dalam hidangan-hidangan sehari-hari.

Jadi kalau Anda terjebak di Punclut, dan perut mulai keroncongan, silakan mampir ke salah satu dari empat restoran khas Sunda berikut;

AM SARI IBU HJ. NINING

Lokasinya berada di Jalan Punclut Atas, Pagerwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Rumah makan yang buka 24 jam.

Dikenal dengan tempat makan yang sejuk dengan pemandangan alam hijau yang menyegarkan mata, bikin makan semakin kua menikmati makan.

 Ada menu Jengkol, Asin Cumi, Pepes Tahu, Pepes Jamur, Cah Kangkung, Oseng Kiciwis dan masih ada olahan menu lainnya.
SAUNG PUNCLUT THE ITA 2 NO 104

Tepatnya berada di Jalan Rereongan Sarupi Nomor 104, Ciumbuleuit, Cidadap, Kota Bandung. Juga tipe saung yang buka 24 jam. Menu yang perlu Anda catata antara lain Ayam Bakar, Usus Goreng, Ati Goreng, Ikan Mas Goreng, hingga Udang Goreng. Tempatnya lesehan.

SANGKAN HURIP

Berlokasi di Jalan Punclut 57, Ciumbuleuit, Cidadap, Kota Bandung. Juga buka 24 jam. Tempat makan keluarga di Punclut yang pertama ini menawarkan banyak variasi menu makanan dan pemandangan alam yang menyegarkan mata. Ada berbagai menu lauk seperti olahan ayam, jeroan, hingga aneka sambel dengan harga mulai dari Rp 2.500. Nikmatnya lagi, di sini Anda bisa pesan menu nasi merah.

JIKA INGIN GLAMPING DI SEKITAR PUNCLUT SILAKAN KLIK: