Hucap Kuningan, banyak orang salah kaprah. Menyebut “hucap” adalah akronim dari “tahu kecap”. Walaupun memang benar jagoan utama kuliner asli Kuningan, Jawa Barat ini adalah tahu dan kecap sebagai bumbunya. Tetapi ada juga bumbu kacang, juga ketupat.

Hucap Kuningan sepintas mirip dengan kupat tahu atau ketoprak minus toge dan bihun. Banyak tersebar di Kabupaten Kuningan, khususnya merupakan makanan yang diburu untuk sarapan. Hupat dijual lewat gerobak yang nongkrong atau di warung-warung.

Porsinya tidak banyak. Maka pas benar untuk sarapan yang tidak terlalu mengenyangkan.

Hucap Hj. Ma Iroh adalah salah satu brand favorit. Menurut pengelolanya sekarang, nama hupat memang bukan singkatan. Melainkan nama biasa saja sejak dulu untuk menjuluki ketupat tahu ala Kuningan. Kalau kemudian bisa diakronimkan itu karena kebetulan saja.

Proses penyajiannya pun tak repot. Seperti halnya menyiapkan satu porsi kupat tahu saja. Yakni kupat dan tahu dipotong kecil-kecil, seukuran satu sendok makan. Dibuat begitu karena biar mudah disendoki.

Selanjutnya disiram dengan bumbu kacang. Nah, yang membedakan ternyata adalah di faktor bumbu ini. Sekaligus membedakan hupat yang enak, biasa, atau kurang enak. Keberanian memainkan olahan bumbu kacang sangat penting.

Di warung Ma Iroh rahasia dapur bumbu kacang hucap adalah pada komposisi antara kacang, gula, garam, vetsin alias MSG, juga kadar air. Ini tentu bagian rahasia.

Tak kelah penting adalah tingkat granula kacang yang digunakan. Di warung Ma Iroh, kacang dibuat agak kasar. Dengan tekstur seperti ini membuat lidah tak merasa terlalu halus menerima rajangan kacang. Gigi juga masih sedikit melakukan gigitan menghaluskan kacang.

Perpaduan tekstur kacang dengan bumbu tadi tentu yang diyakini pembeli merupakan keunggulan. Sementara tahunya memakai tahu pong yang berongga. Jadi melengkapi faktor lain dari ketupat yang terasa padat digigit.

Harga satu piring hucap juga bervariasi. Tentu tergantung dari keberanian penjual memasang harga. Ma Iroh yang dikenal dan berlokasi di jalan Dewi Sartika nan strategis menawarkan seharag Rp 15.000.

Untuk yang kelas ini saja masih murah-meriah mengenyangkan. Di tempat lain ada yang hanya Rp 13.000. Karena murahnya itu, tak hanya warga Kuningan, Cirebon dan sekitarnya yang gemar sarapan hucap. Artis, politikus dan siapa saja yang namanya kondang kerap memilih menu hucap sebagai sarapan.

Hucap versi Ma Iroh biasanya tidak disertai kerupuk. Tetapi bagian pamungkasnya adalah taburan bawang goreng. Berbeda di tempat lain ada yang menambahkan kerupuk jadi seperti ketoprak.

Tetapi menyantap hucap tanpa kerupuk kadang kurang “krenyes” alias minus sensasi krispi. Makanya di warung biasanya kerupuk dijual terpisah. Bahkan juga ada pula aneka gorengan yang bisa jadi tambahan bila tahu sepiring masih terasa kurang mengganjal.

Glamping di Kuningan di kawasan Ipukan dan menikmati sarapan hucap di kawasan kota adalah agenda liburan penting kalau ke Kuningan.

DI KUNINGAN TERDAPAT BEBERAPA PILIHAN GLAMPING, KLIK: