Ibarat pembuluh darah, sungai Brantas mengalir dari pegunungan Arjuno, melewati Batu, lalu berlanjut membelah Malang. Karena vitalnya sumber daya air ini, sampai perlu hadir BUMN untuk mengelola kekayaan dan manfaatnya.

Dulu, di tahun ’80-‘90an, jeram-jeram sungai Brantas sudah dijajal oleh kelompok pecinta alam. Seiring dengan melejitnya Batu sebagai kota wisata bermunculan pengelola wisata arung jeram. Salah satunya Kaliwatu Rafting.

Ada beberapa pilihan jalur arung jeram. Sungai Brantas adalah salah satunya, dengan mengambil start di Bumi Aji Batu menuju Pandanrejo sejauh lebih kurang 7 km. Sepintas mungkin terdengar pendek, namun hampir seluruh jalur ditingkahi dengan jeram-jeram menantang.

Di jalur Bumiaji-Pandanrejo tercatat ada 6 jeram yang seluruh telah diberi nama. Antara lain jeram Welcome sebagai pembuka. Ini adalah jeram buatan yang cukup menukik. Mengharuskan pengarung untuk mengubah posisi agar tak terlempar.

Beberapa saat kemudian menghadang jeram Teletubis. Lalu jeram Boom, Sumber, Puser, Wantip dan Aura Kasih. Hampir di setiap dekat jeram Kaliwatu Rafting menyiapkan titik evakuasi bila terjadi hal-hal tak diinginkan.

Usai kira-kira pertengahan jalur terdapat spot untuk berfoto. Lebih kurang antara 1,5 hingga 2 jam adrenalin Anda akan diaduk-aduk.

Tetapi tak usah khawatir, standar perlengkapan yang disiapkan pengelola arung jeram cukup baik. Perlengkapan helm dan jaket pelampung wajib dikenakan. Dayung sebagai alat kayuh pun demikian. Di belakang duduk pemandu arung jeram (kapten atau skipper) yang akan mengarahkan perahu karet memilih jalur-jalur yang lebih aman.

Selepas pengraungan yang lumayan menguras tenaga, energi Anda dapat diganti dengan sajian kudapan. Semua sudah satu paket dengan biaya pengarungan.

Di Bumi Aji sendiri terdapat pos pemantau debit arus sungai. Pemantauan ini penting untuk menentukan apakah pengarungan dapat dilakukan atau tidak. (*)