Jika kawasan Pacet, Mojokerto kini sangat ramai oleh beragam destinasi dan atraksi wisata tidak terjadi begitu saja. Berada di kawasan yang dekat dengan pusat Kerajaan Majapahit, sejarah Pacet sebagai tempat untuk healing telah berlangsung sejak abad ke-13.

Daya tarik utamanya adalah tersedianya air panas alami. Pemandian air panas di Pacet telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Konon, Raja Hayam Wuruk sering mengunjungi daerah tersebut untuk berendam dan mengobati berbagai penyakit.

Beberapa situs yang masih dapat ditemui bertebaran di sekitar Pacet. Sebut saja Candi Cungkup dan Candi Kesiman. Belum lagi bangunan-bangunan kecil yang diduga merupakan saksi kejayaan Majapahit.

Air panas di Pacet berasal dari sumber air panas alami yang terbentuk melalui proses geologi di bawah permukaan bumi. Wilayah Pacet terletak di kawasan pegunungan dengan struktur geologi yang kompleks, sehingga menciptakan kondisi yang memungkinkan adanya pergerakan magma atau air panas di dalam tanah.

Seperti diketahui Pacet berada di kawasan sebelah barat dari dua gunung yakni Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Gunung Welirang masih aktif dan produktif menghasilkan belerang. Struktur pada gunung berapi seperti di Welirang memungkinkan munculnya mata air panas.

Air panas di Pacet berasal dari sistem mata air panas yang terhubung dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaan. Ketika magma atau batuan beku panas terdapat di kedalaman bumi, panas tersebut dapat memanaskan air yang berada di sekitarnya. Tekanan dan pergerakan air panas tersebut kemudian mendorongnya naik ke permukaan melalui celah-celah dan retakan di kerak bumi.

Kondisi geologi di Pacet memberikan lingkungan yang ideal untuk terbentuknya sumber air panas. Di sana terdapat batuan vulkanik seperti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan gunung api tua yang kaya akan mineral. Air hujan yang meresap ke dalam tanah dan menyusup melalui celah-celah batuan ini kemudian dipanaskan oleh panas bumi di bawahnya. Seiring dengan peningkatan suhu dan tekanan, air tersebut kemudian naik ke permukaan sebagai sumber air panas.

Di era penjajahan Belanda, Pacet dikembangkan. Pada masa itu, Pacet dikenal sebagai tempat yang memiliki pemandian air panas alami yang disebut dengan “Thermal Resorts”. Selama masa kolonial Belanda, pemandian air panas ini dikembangkan menjadi tempat wisata yang populer bagi kalangan elit.

Pada awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda membangun kompleks hotel dan villa di Pacet untuk menyediakan akomodasi bagi pengunjung yang datang berendam di pemandian air panas. Selain itu, mereka juga membangun jalan raya yang menghubungkan Pacet dengan kota-kota lain di Jawa Timur, sehingga memudahkan akses ke daerah tersebut.

Salah satu yang fenomenal adalah jalan yang membelah perbukitan di sebelah selatan Arjuno. Yang kemudian dikenal sebagai Jalan Raya Sumberbrantas dan menghubungkan Malang dengan Mojokerto melalui Pacet.

Atraksi wisatanya sangat bervariasi. Mulai air terjun, pemandian air panas, lokasi hiking, wisata camping dan glamping, hingga spot-spot apik untuk fotografi. Sebut di antaranya Bukit Cangar-Pacet, pendakian di Gunung Lorokan, Air Terjun Surodadi, Pacet Hill dan banyak lagi destinasi yang tak habis dalam sehari kunjungan.

Sementara kuliner di Pacet juga menantang untuk dinikmati. Beberapa di antaranya Tahu Tek-tek yang terdiri dari tahu yang digoreng renyah, ditambah dengan irisan kol, taoge, telur, dan disiram dengan bumbu kacang yang gurih. Ada pula  soto Mojokerto yang  biasanya terbuat dari daging ayam dan  dimasak dengan bumbu rempah yang kaya, seperti serai, jahe, dan daun jeruk. Soto Mojokerto disajikan dengan tambahan mie, tauge, daun seledri, dan kerupuk.

Tentu tak ketinggalan berbagai kuliner khas Jawa Timur seperti rawon, pecel, bakso dan sebagainya. (*)

BERIKUT BEBERAPA GLAMPING YANG TERDAPAT DI PACET – MOJOKERTO: