Pical Sikai bisa berarti nama makanan. Tetapi orang lebih mengenalnya sebagai kedai legendaris yang menjual dua jagoan utama, yakni makanan pecel khas Minang dan Lamang Tapai yang memang asli Minang.

Sewaktu Anda berwisata atau melewati Bukittinggi mampirlah sejenak untuk membuktikan kelegendaannya. Legenda di sini tentu saja soal rasa.

Lamang Tapai pastilah Anda sudah kenal. Berbahan tapai ketan hitam. Sedangkan kalau penasaran dengan pical alias pecelnya sudah tentu cara terbaik membuktikan adalah dengan membeli seporsi.

Di kedai –yang masih terasa tradisionalnya- Pical Sikai dan sudah established sejak 1948 suasana yang terbangun masih seperti dulu. Tak banyak perubahan. Tatanan bahan-bahan khususnya pical, ya seperti lampau saja. Diletakkan begitu saja dengan masing-masing bahan saling terpisah.

Oh ya, lokasi kedai ini berdekatan dengan objek wisata Taman Panorama Lubang Jepang, persisnya di samping Masjid Al-Ikhwan Panorama, Buktitinggi.

Satu lagi yang perlu Anda tahu. Setelah paham istilah “pical” yang berarti sama dengan pecel di Jawa. Yakni kuliner berupa campursan sayur-mayur dan bumbu kacang. Boleh pakai lontong, nasi, atau dicampur bihun dan mi. Nah, satu lagi yakni “Sikai”.

Usut puya usut rupanya Sikai merujuk pada sejarah masa dulu. Ketika kedai ini dikelola oleh nama salah satu pemilik yaitu Ibu Khairiah. Sepeninggal orang tua, Khairiah dan keempat saudaranya mengelola kedai ini. Mulanya sudah jual pical. Saking enaknya rasa pical Khairiah maka ketika orang-orang kala itu hendak bersama-sama makan, mereka bilang, “Di kedai Si Khai saja.”

“Si Khai” itu seakan jadi jargon. Lalu tanpa banyak kata dipakailah sebagai titel kedai yang menjual pical khas buatan Si Khai yang mudahnya ditulis “Sikai”. Pecel eh pical Sikai terdiri dari;

  1. Lontong: Sebagai dasar hidangan.
  2. Kuah Kacang: Kuah kacang yang gurih dan lezat.
  3. Jantung Pisang: Menambah tekstur dan cita rasa unik.
  4. Kol Hijau: Sayuran yang direbus dan memberikan kesegaran.
  5. Rebung: Tunas bambu yang memberikan sensasi renyah.
  6. Daun Ubi: Menyempurnakan komposisi sayuran.
  7. Kerupuk Sanjai: Kerupuk yang menggoda selera.

Dalam versi lain pical Minang atau Bukittinggi ada yang menggunakan bahan sayur seperti layaknya pecel. Sedangkan sensasi kriuk diperoleh dari keripik singkong.

Memang ada sedikit beda pada bumbu kacang yang merupakan bahan paling dominan memberi rasa. Terutama jika Anda bandingkan dengan bumbu pecel di Blitar atau Madiun. Kuah pical Sikai cenderung lebih encer.

Pical Sikai sebetulnya cocok buat sarapan. Satu porsi menunya tidak terlalu banyak. Bagi penggemar sarapan berat mungkin tanggung. Tetapi juga bisa disantap kapan saja termasuk malam. Sayang kedai Pical Sikai tutup pada pukul 17.30 WIB.

Kendati lebih encer tetapi bumbu pical Sikai boleh diberi acung jempol. Biasanya orang menyisakan kerupuk sebagai bagian penutup. Kerupuk atau keripik singkong dicocolkan bahkan menggantikan fungsi sendok meraup bumbu terakhir. Setelah itu tandas tanpa sisa.(*)