Telaga Menjer adalah oase di pegunungan. Seperti halnya Ranu Regulo atau Ranu Kumbolo di Gunung Semeru. Telaga Menjer berada di kaki Gunung Bismo. Gunung yang boleh dibilang satu kawasan dengan dataran tinggi Dieng. Dataran yang diapit oleh Gunung Bismo dan Gunung Prau.

Telaga Menjer dengan segala hiasan yang memagarinya sungguh tak bosan dipandang. Dari atas terutama, sehingga membuat beberapa glamping dan camping bercokol di sisi atas agar memperoleh sudut pandang terbaik.

Kalau Anda dari Wonosobo jaraknya dekat. Hanya sekitar 11 km saja ke arah utara. Telaga Menjer dapat diakses dengan kendaraan pribadi atau umum. Perjalanan menuju telaga akan melalui jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan pegunungan yang memukau. Di sekitar telaga terdapat beberapa fasilitas seperti area parkir, tempat makan, dan warung-warung yang menjual makanan dan minuman.

Telaga Menjer adalah sebuah danau alami yang terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga Menjer menawarkan pemandangan yang sangat indah dengan airnya yang jernih dan pepohonan hijau yang mengelilinginya. Dengan luas sekitar 70 hektar dan kedalaman mencapai 45 meter, telaga ini juga sering dijadikan lokasi untuk berbagai kegiatan rekreasi seperti memancing, berperahu, dan menikmati pemandangan alam.

Telaga Menjer terbentuk secara alami dari aktivitas vulkanik gunung berapi di masa lalu. Telaga ini berada pada ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, yang membuat suhu di sekitarnya cukup dingin dan segar. Menurut legenda setempat, nama “Menjer” berasal dari cerita rakyat tentang seorang pemimpin desa bernama Kyai Menjer yang konon menemukan danau ini.

Namun versi lainnya punya cerota berbeda. Pada zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1800-an, Telaga Menjer pernah disodet dan dikuras sampai airnya habis dan ditemukan lesung. Saking beratnya mengangkat lesung lantas dibuatlah sayembara.

Mereka yang berhasil namanya akan diabadikan menjadi nama telaga. Pemenang sayembara tersebut adalah Mbah Glondong yang berasal dari Desa Menjer sehingga kemudian telaga ini dijuluki Telaga Menjer. 

Bahkan muncul versi ketiga. Yakni nama “menjer” berasal dari bahasa Jawa untuk menyebut istilah “mendekat” atau “jejer” atau “menjejer”. Dan jadilah Menjer. Entahlah, namun yang jelas Telaga Menjer adalah keunikan sendiri di antara bentukan alam di kawasan Dieng.

Di telaga sendiri terdapat beberapa dermaga perahu. Perahu-perahu itu hilir mudik membawa penumpang menjelajahi telaga. Ada pula resto apung yang sengaja dibangun untuk menggenapi wisata kuliner.

Ditambah satu lagi berupa obyek gua. Gua Kayu Bulu namanya. Terbentuk oleh unsur pepohonan dan tanah. Kemudian mengubah formasi menjadi gua kecil dengan sulur-sulur akar pepohonan.

Salah satu destinasi wisata yang viral adalah Kahyangan Skyline. Masih di Kecamatan Garung, Wonosobo. Hanya lokasinya di utara telaga. Ini adalah titik pandang dengan bangunan serba modern plus spot foto termasuk panggung kaca.

Di dekatnya dilengkapi wisata petualangan udara berupa paralayang. Kahyangan Paragliding yang tentu makin membuat Anda betah berlama-lama. Mau tandem atau hanya menonton sama serunya.

SEDANGKAN KALAU INGIN GLAMPING ADA DUA PILIHAN, YAITU;