Karanganyar boleh jadi kota penopang wisata kawasan pegunungan dari Solo. Dengan status kabupaten, Karanganyar memiliki teritori sendiri. Luasnya berkali lipat kota Solo yang lebih kerap jadi destinasi.

Karanganyar punya pesonanya tersendiri. Gunung Lawu adalah salah satunya, terutama di sisi sebelah barat. Industri wisata tumbuh di bilangan barat Lawu. Sejumlah destinasi baru bermunculan.

Tema wisata di kaki Gunung Lawu dari sisi barat atau kawasan Jawa Tengah ini ada beberapa. Di antaranya sejarah, alam dan tentu saja olahraga dan petualangan. Berikut beberapa di antaranya;

CANDI CETHO

Berada di kaki Gunung Lawu yang dingin, Candi Cetho diduga bermuasal dari abad 15. Ketika Kerajaan Majapahit masih berjaya pada era terakhir. Lokasinya berada di ketinggian 1.400 mdpl sehingga seringkali kabut menyapu beberapa bagian bangunan.

Ketika ditemukan pertama kali, kondisi candi ini berupa reruntuhan batu. Rerntuhan itu berada di 14 teras atau punden bertingkat. Bentuknya  memanjang dari barat (paling rendah) ke timur. Namun saat ini tinggal 13 teras, sedangkan ketika pemugaran dilakukan pada sembilan teras.

Strukturnya yang berteras-teras memunculkan dugaan akan kultur asli nusantara dengan Hinduisme-nya. Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikon. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai wayang kulit dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan

Dugaan bahwa candi ini peninggalan Kerajaan Majapahit kian kuat oleh arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa di aras ke delapan. Arsitektur dan reliefnya yang masih berwujud jelas itu kerap dijadikan sebagai latar berfoto.

Pendakian Gunung Lawu salah satunya bisa berawal dari Candi Cetho. Jarak ke puncak Gunung Lawu sekitar 10 km. Bisa ditempuh dalam waktu 10-12 jam perjalanan naik.

CANDI SUKUH

Masih di kaki Gunung Lawu di sisi barat. Candi yang juga diduga dibangun pada akhir masa kejayaan Majapahit. Pertama kali ditemukan di zaman penjajahan Inggris saat Thomas Raffles membentuk tim untuk meneliti situs candi.

Candi Sukuh agak berbeda gaya dibandingkan Candi Cetho. Candi ini cenderung bergaya arsitektur mirip bangunan-bangunan Suku Inca di Peru.

Selain candi utama dan patung-patung kura-kura, garuda serta relief-relief biasa, ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng  atau babi hutan, serta gajah berpelana. Lalu ada pula bangunan berelief tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya, di sebelah kiri dan kanan yang berhadapan satu sama lain.

WISATA KEMUNING

Salah satu ikon destinasi wilayah Kemuning di Kecamatan Ngargoyoso, Karang anyar adalah Kemuning Sky Hills. Kemuning sendiri di kaki Gunung Lawu ditandai dengan hadirnya perkebunan teh. Kemuning Sky Hills berada di atasnya. Dengan landmark berupa jembatan kaca yang menjulur di atas tanaman teh.

Tidak hanya jembatan daya tarik Kemuning. Kalau ingin kuliner, tidak jauh dari Kemuning Sky Hills ada restoran Green Yard. Sedangkan aktivitas olahraga dan petualangan berupa river tubing, offroad dengan jip, serta paralayang.

Paralayang Kemuning berupa bukit dengan landasan untuk terbang paralayang. Arena ini diapit oleh perkebunan teh pula. Untuk sekali terbang Anda harus merogoh kocek antara Rp 450.000 hingga Rp 600.000.

CAMPING DAN AIR TERJUN

Masih wisata alam, di Karanganyar tercatat beberapa nama air terjun. Sebut di antaranya air terjun Parang Ijo, Jumog Utama, Jumog Reall, dll. Karena merupakan kawasan kaki gunung di wilayah Kemuning menghadirkan beberapa tempat camping.

Beberapa di antaranya di lokasi paralayang, kemudian camp site Segorogunung, Taman Hutan Rakyat, Kampung Gunung yang dekat Telaga Madirda, dan beberapa nama lainnya.

DI KARANGANYAR TERDAPAT BEBERAPA PILIHAN GLAMPING, BERIKUT DI ANTARANYA;